Kamis, 30 Agustus 2012

Sejarah,pencegahan dan pengobatan penyakit ANTHRAX

SEJARAH
Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang tinggi menyebabkan genangan air dimana-mana dan juga sering menyebabkan banjir. Itulah yang menyebabkan bakteri-bakteri penyebab anthrax dapat berkembang biak dan menyebar dengan sangat mudah di Indonesia .
Anthrax adalah penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut. Penyakit ini umumnya menyerang tenak domestik, seperti domba, kambing dan sapi. Tetapi manusia juga dapat terinfeksi karena mengkonsumsi daging yang sudah terkena bakteri, adanya kontak sembrono dengan hewan yang sedang sakit anthrax atau terkena tanah yang tercemar bakteri. Bakteri anthrax bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit, paru-paru atau saluran pencernaan. Gejala umum serangan anthrax pada manusia berupa mengalami halusinasi buruk dan pernapasannya terganggu , juga bisul berwarna hitam kemerahan yang pabila pecah akan menimbulkan luka dan meninggalkan cacat.
Penyebab Anthrax adalah bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini bersifat aerob, memerlukan oksigen untuk hidup. Bakteri ini berbentuk spora bertangkai dan suka hidup serta berkembang biak di dalam tanah. Keluarnya bakteri tersebut bisa terjadi di musim kemarau panjang, karena ternak suka menarik rerumputan kering hingga keakar-akarnya. Akibatnya spora anthrax yang selama ini bertahan hidup dalam tanah dan menempel di rumput, terbawa keluar dan berubah menjadi bakteri ganas. Kondisi tubuh ternak yang lemah akibat kekurangan makanan dan stres oleh suhu udara yang panas, juga semakin memudahkan serangan anthrax. Selain itu spora ini juga dapat menyebar karena terbawa banjir seperti kasus di Bogor. Hewan yang mati akibat anthrax harus langsung dikubur atau dibakar, tidak boleh dilukai supaya bakteri tidak menyebar.
Penyakit Anthrax atau radang limpa adalah salah satu penyakit zoonotik penting , yang saat ini banyak dibicarakan orang di seluruh dunia. Penyakit zoonotik berarti dapat menular dari hewan ke manusia. Penyakit ini hampir setiap tahun selalu muncul di daerah endemis, yang akibatnya dapat membawa kerugian bagi peternak dan masyarakat luas. Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada herbivora-herbivora seperti ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia seperti (Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.
Penyakit Anthrax diketahui sudah ada sejak zaman Mesir Kuno. Di tahun 1613, Eropa dilanda wabah penyakit ini dan tercatat sekitar 60 ribu orang tewas. Penyakit anthrax sangat ditakuti, karena bakteri penyebabnya dapat mematikan, mudah menyebar, sulit dimusnahkan dan bersifat zoonotik (dapat menular pada manusia). Pada tahun 1877, Robert Koch mencoba mengembangbiakan bakteri ini untuk pertama kali. Penelitiannya menunjukkan adanya jamur sporadis pada jenis Bacillus yang terdapat dalam tubuh hewan.
Menurut catatan, anthrax sudah dikenal di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1884 di daerah Teluk Betung. Selama tahun 1899 - 1900 di daerah Karesidenn Jepara tercatat sebanyak 311 ekor sapi terserang anthrax, dan sejumlah itu 207 ekor mati. Pada tahun 1975, penyakit itu ditemukan di enam daerah : Jambi, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Kemudian, 1976-1985, anthrax berjangkit di 9 propinsi dan menyebabkan 4.310 ekor ternak mati. Dalam beberapa tahun terakhir ini, hampir setiap tahun ada kejadian anthrax di Kabupaten Bogor yang menelan korban jiwa manusia. Akhir-akhir ini diberitakan media elektronik maupun cetak, 6 orang dan Babakan Madang meninggal dunia gara-gara memakan daging yang berasal dan ternak sakit yang diduga terkena anthrax. Kejadian ini telah mendorong Badan Litbang Pertanian mengambil Iangkah proaktif untuk meneiti kejadian ini agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih luas.
Inilah yang mendasari saya mengangkat masalah tentang penyakit anthrax . Karena masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa dan bagaimana penyakit anthrax itu sebenarnya. Anthrax termasuk kedalam penyakit yang dapat menimbulkan kematian, dan berbagai macam kerugian lainnya. Untuk itu saya berharap dengan makalah ini masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara pencegahan pencegahan penyakit anthrax dan pengobatannya jika telah terserang penyakit ini.
Penyakit antraks paling sering terjadi pada binatang herbivora akibat tertelan spora dari tanah. Spora dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama di dalam tanah. Burung gagak dikatakan dapat berperan dalam penyebaran mikroorganisme ini. Kejadian luar biasa epizootik pada herbivora pernah terjadi pada tahun 1945 di Iran yang mengakibatkan 1 juta domba mati. Program vaksinasi pada binatang secara dramatis menurunkan mortalitas pada binatang piaraan. Walaupun demikian spora antraks tetap ada dalam tanah pada beberapa belahan dunia.
Pada manusia terdapat tiga tipe antraks yaitu: antraks kulit, antraks inhalasi, dan antraks gastrointestinal. Antraks inhalasi secara alamiah sangat jarang terjadi. Di Amerika Serikat dilaporkan 18 kasus antraks inhalasi dari tahun 1900-1976. Hampir semua kasus terjadi pada pekerja yang mempunyai risiko tertular antraks, seperti tempat pemintalan bulu kambing atau wool atau penyamakan kulit. Tidak ada kasus antraks inhalasi di AS sejak tahun 1976.
Secara alamiah antraks kulit merupakan bentuk yang paling sering terjadi dan diperkirakan terdapat 2000 kasus pertahunnya di seluruh dunia. Pada umumnya penyakit timbul setelah seseorang terpajan dengan hewan yang terinfeksi antraks. Di AS dilaporkan 224 kasus antraks kulit dari tahun 1944-1994. Centers for diseases Control and Prevention (CDC) melaporkan kejadian antraks kulit dari tahun 1984-1993 hanya tiga orang, dan satu kasus dilaporkan terjadi pada tahun 2000. Kejadian luar biasa terjadi di Zimbabwe pada tahun 1978-1980 yang mengakibatkan 10.000 orang terjangkit antraks kulit terutama pada pekerja perkebunan. Kejadian itu terjadi akibat perang yang menyebabkan terhentinya program vaksinasi, kerusakan infrastruktur medis dan veteriner.
Walaupun jarang terjadi, di Afrika dan Asia ledakan kasus antraks gastrointestinal masih sering dilaporkan. Kejadian luar biasa 24 kasus antraks gastrointestinal terjadi di Thailand pada tahun 1982. Kejadian itu terjadi akibat konsumsi daging kerbau yang terkontaminasi dan proses pemasakan yang tidak sempurna. Kejadian epidemi antraks pada manusia berhubungan langsung dengan epizootik pada ternak.

PENCEGAHAN
Cara pencegahan penyakit anthrax adalah dengan menghindari kontak langsung dengan binatang atau benda-benda yang membawa bakteri penyakit ini. Ternyata bakteri ini memiliki kemampuan yang unik . Jangkitan yang disebabkan oleh penyakit ini tidak mudah untuk di musnahkan, karena bakteri ini memiliki kecenderungan untuk merubah bentuknya menjadi spora yang amat stabil. Saat berubah menjadi spora bakteri ini dapat masuk kedalam tanah dan mampu bertahan selama lima puluh sampai enam puluh tahun di dalam tanah. Uniknya bila tanah tempat ia tinggal tergenang air, kuman ini dapat tumbuh kembali dan menyerang hewan ataupun manusia yang ada di sekitamya. Selain itu saat terjadi musim kemarau biasanya ternak menaik rumput sampai ke akarnya ,inilah yang membuat penyakit ini akan terus terulang di daerah yang pernah terkena antrax . Repotnya lagi kuman ini dapat terserap oleh akar tumbuh-tumbuhan, bahkan hingga dapat masuk ke dalam daun dan buah, hingga mampu menginfeksi tenak maupun manusia yang mengkonsumsinya. Bahkan serangga, burung, anjing, dan binatang-binatang lain juga dapat menjadi perantara penularan penyakit ini, apabila telah mengalami kontak langsung dengan bakteri penyebab penyakit ini .
Namun pencegahan dapat di lakukan dengan cara cucilah tangan sebelum makan, hindari kontak dengan hewan atau manusia yang sudah terjangkit anthrax, belilah daging dari rumah potong hewan yang resmi, masaklah daging dengan sempurna, hindari menyentuh cairan dari luka anthrax, melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang terjangkit anthrax.Bagi peternak atau pemilik hewan ternak, upayakan untuk menvaksinka hewan ternaknya. Dengan Pemberian SC ,untuk hewan besar 1 ml dan untuk hewan kecil 0,5 ml.Vaksin ini memiliki daya pengebalannya tinggi berlangsung selama satu tahun.
 Cara pencegahan penyakit anthrax adalah dengan menghindari kontak langsung dengan binatang atau benda-benda yang membawa bakteri penyakit ini. Ternyata bakteri ini memiliki kemampuan yang unik . Jangkitan yang disebabkan oleh penyakit ini tidak mudah untuk di musnahkan, karena bakteri ini memiliki kecenderungan untuk merubah bentuknya menjadi spora yang amat stabil. Saat berubah menjadi spora bakteri ini dapat masuk kedalam tanah dan mampu bertahan selama lima puluh sampai enam puluh tahun di dalam tanah. Uniknya bila tanah tempat ia tinggal tergenang air, kuman ini dapat tumbuh kembali dan menyerang hewan ataupun manusia yang ada di sekitamya. Selain itu saat terjadi musim kemarau biasanya ternak menaik rumput sampai ke akarnya ,inilah yang membuat penyakit ini akan terus terulang di daerah yang pernah terkena antrax . Repotnya lagi kuman ini dapat terserap oleh akar tumbuh-tumbuhan, bahkan hingga dapat masuk ke dalam daun dan buah, hingga mampu menginfeksi tenak maupun manusia yang mengkonsumsinya. Bahkan serangga, burung, anjing, dan binatang-binatang lain juga dapat menjadi perantara penularan penyakit ini, apabila telah mengalami kontak langsung dengan bakteri penyebab penyakit ini .
Namun pencegahan dapat di lakukan dengan cara cucilah tangan sebelum makan, hindari kontak dengan hewan atau manusia yang sudah terjangkit anthrax, belilah daging dari rumah potong hewan yang resmi, masaklah daging dengan sempurna, hindari menyentuh cairan dari luka anthrax, melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang terjangkit anthrax.Bagi peternak atau pemilik hewan ternak, upayakan untuk menvaksinka hewan ternaknya. Dengan Pemberian SC ,untuk hewan besar 1 ml dan untuk hewan kecil 0,5 ml.Vaksin ini memiliki daya pengebalannya tinggi berlangsung selama satu tahun.
Anthrax pada manusia dapat dicegah dengan tindakan-tindakan pencegahan yang bisa kita lakukan antara lain:
1. Cuci tangan sebelum makan
2. Hindari kontak dengan hewan atau manusia yang sudah terjangkit anthrax
3. Beli daging dari rumah potong hewan yang resmi
4. Masaklah daging dengan sempurna
5. Hindari menyentuh cairan dari luka anthrax
6. Melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang terjangkit anthrax
Bagi peternak atau pemilik hewan ternak, upayakan untuk menvaksinka hewan ternaknya. Dengan Pemberian SC ,untuk hewan besar 1 ml dan untuk hewan kecil 0,5 ml.Vaksin ini memiliki daya pengebalannya tinggi berlangsung selama 1 tahun. 

PENGOBATAN
Pemberian antibiotik intravena direkomendasikan pada kasus antraks inhalasi, gastrointestinal dan meningitis. Pemberian antibiotik topikal tidak dianjurkan pada antraks kulit. Antraks kulit dengan gejala sistemik, edema luas, atau lesi di kepala dan leher juga membutuhkan antibiotic intravena. Walaupun sudah ditangani secara dini dan adekuat, prognosis antraks inhalasi, gastrointestinal, dan meningeal tetap buruk. B. anthracis alami resisten terhadap antibiotik yang sering dipergunakan pada penanganan sepsis seperti sefalosporin dengan spektrum yang diperluas tetapi hampir sebagian besar kuman sensitif terhadap penisilin, doksisiklin, siprofloksasin, kloramfenikol, vankomisin, sefazolin, klindamisin, rifampisin, imipenem, aminoglikosida, sefazolin, tetrasiklin, linezolid, dan makrolid. Bagi penderita yang alergi terhadap penisilin maka kloramfenikol, eritromisin, tetrasikilin, atau siprofloksasin dapat diberikan. Pada antraks kulit dan intestinal yang bukan karena bioterorisme, maka pemberian antibiotik harus tetap dilanjutkan hingga paling tidak 14 hari setelah gejala reda.
Oleh karena antraks inhalasi secara cepat dapat memburuk, maka pemberiaan antibiotik sedini mungkin sangat perlu. Keterlambatan pemberian antibiotik sangat mengurangi angka kemungkinan hidup. Oleh karena pemeriksaan mikrobiologis yang cepat masih sulit dilakukan maka setiap orang yang memiliki risiko tinggi terkena antraks harus segera diberikan antibiotik sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Sampai saat ini belum ada studi klinis terkontrol mengenai pengobatan antraks inhalasi. Untuk kasus antraks inhalasi Food and Drug Administration (FDA) menganjurkan penisilin, doksisiklin, dan siprofloksasin sebagai antibiotik pilihan.
Untuk hewan tersangka sakit dapat dipilih salah satu dari perlakuan sebagai berikut :
1. Penyuntikan antiserum dengan dosis pencegahan (hewan besar 20-30 ml, hewan kecil 10-1 ml)
2. Penyuntikan antibiotika
3. Penyuntikan kemoterapetika
4. Penyuntikan antiserum dan antibiotika atau antiserum dan kemoterapetika.
Cara penyuntikan antiserum homolog ialah IV atau SC, sedangkan untuk antiserum heterolog SC. Dua minggu kemudian bila tidak timbul penyakit, disusul dengan vaksinasi.


GEJALA
Gejala Penyakit Anthrax Pada Manusia
Gejala yang terjadi saat menderita penyakit anthrax tergantung kepada jenis penyakit anthrax yang dideritanya.
1Cutaneous anthrax. Gejalanya berupa benjolan yang awalnya kecil dan kemudian membesar. Benjolan ini bisa sangat gatal. Masa inkubasinya (masa yang dibutuhkan dari sejak masuk hingga menjadi penyakit) adalah sekitar 5 -7 hari. Lalu, benjolan menjadi terisi cairan dengan diameter 1-3 cm. Lama-kelamaan, benjolan berair ini akan membentuk luka seperti lecet dengan bagian pinggiran yang kemerah-merahan. Di hari ke-7 hingga ke-10 terjadi pembengkakan kelenjar getah bening; sakit kepala; dan demam.
2. Inhalational anthrax. Gejalanya pertama muncul di hri ke-1 sampai hari ke-7. Akan tetapi menghilang setelah 60 hari. Gejala yang terjadi pada inhalational anthrax biasa adalah berupa flu, sakit tenggorokan, demam, dan sakit otot. Adapun untuk inhalational anthrax yang tidak biasa (membahayakan), gejala bisa ditambah dengan sesak napas dan demam tinggi. Kematian bisa terjadi dalam 24-36 jam setelah gejala berkembang.
3. Gastrointestinal anthrax. Gejala terjadi di hari ke-1 sampai ke-6 yang berupa kerusakan/borok lambung; borok lidah dan tonsil; sakit tenggorokan; hilang selera makan; muntah-muntah; dan demam. Gejala ini bisa ditambah dengan sakit bagian perut; muntah darah; dan berak darah. Dalam 2 hingga 4 hari; cairan akan mengisi rongga perut. Kematian akan terjadi di hari ke-2 sampai hari ke-5
4. Oropharyngeal anthrax. Gejala yang terjadi berupa demam; pembengkakan kelenjar getah bening di leher; sakit tenggorokan yang berat; susah menelan; serta sakit lambung dan lidah
Gejala Penyakit Anthrak Pada Hewan
1. Perakut (sangat cepat) terjadi sangat mendadak dan segera mengikuti kematian, sesak napas, gemetar, kemudian hewan rebah kadang terdapat gejala kejang. Pada sapi kambing dan domba mungkin terjadi kematian yang mendadak tanpa menimbulkan gejala penyakit terlebih dahulu.
2. Bersifat akut (cepat) pada sapi, kambing, domba dan kuda : demam (suhu tubuh mencapai 41,50C), gelisa, sesak napas, kejang, dan diikuti kematian, kadang sesaat sebelum kematian kelaur darah kehitaman yang tidak membeku dari lubang kumlo (lubang hidung, mulut, telinga, anus dan alat kelamin). Pada kuda dapat terjadi nyeri perut (kolik) diare berdarah, bengkak daerah leher dada, perut bagian bawah dan alat kelamin bagian luar.

itulah kesimpulan tentang penyakit anthrax,mudah2an bermanfaat bagi pembaca...