SEJARAH
Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis yang memiliki
curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang tinggi menyebabkan genangan
air dimana-mana dan juga sering menyebabkan banjir. Itulah yang
menyebabkan bakteri-bakteri penyebab anthrax dapat berkembang biak dan
menyebar dengan sangat mudah di Indonesia .
Anthrax adalah penyakit
hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut. Penyakit ini
umumnya menyerang tenak domestik, seperti domba, kambing dan sapi.
Tetapi manusia juga dapat terinfeksi karena mengkonsumsi daging yang
sudah terkena bakteri, adanya kontak sembrono dengan hewan yang sedang
sakit anthrax atau terkena tanah yang tercemar bakteri. Bakteri anthrax
bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit, paru-paru atau saluran
pencernaan. Gejala umum serangan anthrax pada manusia berupa mengalami
halusinasi buruk dan pernapasannya terganggu , juga bisul berwarna hitam
kemerahan yang pabila pecah akan menimbulkan luka dan meninggalkan
cacat.
Penyebab Anthrax adalah bakteri Bacillus anthracis. Bakteri
ini bersifat aerob, memerlukan oksigen untuk hidup. Bakteri ini
berbentuk spora bertangkai dan suka hidup serta berkembang biak di
dalam tanah. Keluarnya bakteri tersebut bisa terjadi di musim kemarau
panjang, karena ternak suka menarik rerumputan kering hingga
keakar-akarnya. Akibatnya spora anthrax yang selama ini bertahan hidup
dalam tanah dan menempel di rumput, terbawa keluar dan berubah menjadi
bakteri ganas. Kondisi tubuh ternak yang lemah akibat kekurangan makanan
dan stres oleh suhu udara yang panas, juga semakin memudahkan serangan
anthrax. Selain itu spora ini juga dapat menyebar karena terbawa banjir
seperti kasus di Bogor. Hewan yang mati akibat anthrax harus langsung
dikubur atau dibakar, tidak boleh dilukai supaya bakteri tidak menyebar.
Penyakit
Anthrax atau radang limpa adalah salah satu penyakit zoonotik penting ,
yang saat ini banyak dibicarakan orang di seluruh dunia. Penyakit
zoonotik berarti dapat menular dari hewan ke manusia. Penyakit ini
hampir setiap tahun selalu muncul di daerah endemis, yang akibatnya
dapat membawa kerugian bagi peternak dan masyarakat luas. Infeksi
antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada
herbivora-herbivora seperti ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks
dapat ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di
negara-negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum
untuk penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia seperti
(Amerika Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika,
Karibia dan Timur Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak
terhadap hewan-hewan dibandingkan manusia.
Penyakit Anthrax diketahui
sudah ada sejak zaman Mesir Kuno. Di tahun 1613, Eropa dilanda wabah
penyakit ini dan tercatat sekitar 60 ribu orang tewas. Penyakit anthrax
sangat ditakuti, karena bakteri penyebabnya dapat mematikan, mudah
menyebar, sulit dimusnahkan dan bersifat zoonotik (dapat menular pada
manusia). Pada tahun 1877, Robert Koch mencoba mengembangbiakan bakteri
ini untuk pertama kali. Penelitiannya menunjukkan adanya jamur sporadis
pada jenis Bacillus yang terdapat dalam tubuh hewan.
Menurut catatan,
anthrax sudah dikenal di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda,
tepatnya pada tahun 1884 di daerah Teluk Betung. Selama tahun 1899 -
1900 di daerah Karesidenn Jepara tercatat sebanyak 311 ekor sapi
terserang anthrax, dan sejumlah itu 207 ekor mati. Pada tahun 1975,
penyakit itu ditemukan di enam daerah : Jambi, Jawa Barat, Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Kemudian, 1976-1985, anthrax berjangkit di 9 propinsi dan menyebabkan
4.310 ekor ternak mati. Dalam beberapa tahun terakhir ini, hampir setiap
tahun ada kejadian anthrax di Kabupaten Bogor yang menelan korban jiwa
manusia. Akhir-akhir ini diberitakan media elektronik maupun cetak, 6
orang dan Babakan Madang meninggal dunia gara-gara memakan daging yang
berasal dan ternak sakit yang diduga terkena anthrax. Kejadian ini telah
mendorong Badan Litbang Pertanian mengambil Iangkah proaktif untuk
meneiti kejadian ini agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih
luas.
Inilah yang mendasari saya mengangkat masalah tentang penyakit
anthrax . Karena masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa dan
bagaimana penyakit anthrax itu sebenarnya. Anthrax termasuk kedalam
penyakit yang dapat menimbulkan kematian, dan berbagai macam kerugian
lainnya. Untuk itu saya berharap dengan makalah ini masyarakat dapat
mengetahui bagaimana cara pencegahan pencegahan penyakit anthrax dan
pengobatannya jika telah terserang penyakit ini.
Penyakit antraks paling sering terjadi pada binatang herbivora akibat
tertelan spora dari tanah. Spora dapat bertahan hidup dalam jangka waktu
yang lama di dalam tanah. Burung gagak dikatakan dapat berperan dalam
penyebaran mikroorganisme ini. Kejadian luar biasa epizootik pada
herbivora pernah terjadi pada tahun 1945 di Iran yang mengakibatkan 1
juta domba mati. Program vaksinasi pada binatang secara dramatis
menurunkan mortalitas pada binatang piaraan. Walaupun demikian spora
antraks tetap ada dalam tanah pada beberapa belahan dunia.
Pada
manusia terdapat tiga tipe antraks yaitu: antraks kulit, antraks
inhalasi, dan antraks gastrointestinal. Antraks inhalasi secara alamiah
sangat jarang terjadi. Di Amerika Serikat dilaporkan 18 kasus antraks
inhalasi dari tahun 1900-1976. Hampir semua kasus terjadi pada pekerja
yang mempunyai risiko tertular antraks, seperti tempat pemintalan bulu
kambing atau wool atau penyamakan kulit. Tidak ada kasus antraks
inhalasi di AS sejak tahun 1976.
Secara alamiah antraks kulit
merupakan bentuk yang paling sering terjadi dan diperkirakan terdapat
2000 kasus pertahunnya di seluruh dunia. Pada umumnya penyakit timbul
setelah seseorang terpajan dengan hewan yang terinfeksi antraks. Di AS
dilaporkan 224 kasus antraks kulit dari tahun 1944-1994. Centers for
diseases Control and Prevention (CDC) melaporkan kejadian antraks kulit
dari tahun 1984-1993 hanya tiga orang, dan satu kasus dilaporkan terjadi
pada tahun 2000. Kejadian luar biasa terjadi di Zimbabwe pada tahun
1978-1980 yang mengakibatkan 10.000 orang terjangkit antraks kulit
terutama pada pekerja perkebunan. Kejadian itu terjadi akibat perang
yang menyebabkan terhentinya program vaksinasi, kerusakan infrastruktur
medis dan veteriner.
Walaupun jarang terjadi, di Afrika dan Asia
ledakan kasus antraks gastrointestinal masih sering dilaporkan. Kejadian
luar biasa 24 kasus antraks gastrointestinal terjadi di Thailand pada
tahun 1982. Kejadian itu terjadi akibat konsumsi daging kerbau yang
terkontaminasi dan proses pemasakan yang tidak sempurna. Kejadian
epidemi antraks pada manusia berhubungan langsung dengan epizootik pada
ternak.
PENCEGAHAN
Cara pencegahan penyakit anthrax adalah dengan menghindari kontak
langsung dengan binatang atau benda-benda yang membawa bakteri penyakit
ini. Ternyata bakteri ini memiliki kemampuan yang unik . Jangkitan yang
disebabkan oleh penyakit ini tidak mudah untuk di musnahkan, karena
bakteri ini memiliki kecenderungan untuk merubah bentuknya menjadi spora
yang amat stabil. Saat berubah menjadi spora bakteri ini dapat masuk
kedalam tanah dan mampu bertahan selama lima puluh sampai enam puluh
tahun di dalam tanah. Uniknya bila tanah tempat ia tinggal tergenang
air, kuman ini dapat tumbuh kembali dan menyerang hewan ataupun manusia
yang ada di sekitamya. Selain itu saat terjadi musim kemarau biasanya
ternak menaik rumput sampai ke akarnya ,inilah yang membuat penyakit ini
akan terus terulang di daerah yang pernah terkena antrax . Repotnya
lagi kuman ini dapat terserap oleh akar tumbuh-tumbuhan, bahkan hingga
dapat masuk ke dalam daun dan buah, hingga mampu menginfeksi tenak
maupun manusia yang mengkonsumsinya. Bahkan serangga, burung, anjing,
dan binatang-binatang lain juga dapat menjadi perantara penularan
penyakit ini, apabila telah mengalami kontak langsung dengan bakteri
penyebab penyakit ini .
Namun pencegahan dapat di lakukan dengan
cara cucilah tangan sebelum makan, hindari kontak dengan hewan atau
manusia yang sudah terjangkit anthrax, belilah daging dari rumah potong
hewan yang resmi, masaklah daging dengan sempurna, hindari menyentuh
cairan dari luka anthrax, melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat
yang terjangkit anthrax.Bagi peternak atau pemilik hewan ternak,
upayakan untuk menvaksinka hewan ternaknya. Dengan Pemberian SC ,untuk
hewan besar 1 ml dan untuk hewan kecil 0,5 ml.Vaksin ini memiliki daya
pengebalannya tinggi berlangsung selama satu tahun.
Cara pencegahan penyakit anthrax adalah dengan menghindari kontak
langsung dengan binatang atau benda-benda yang membawa bakteri penyakit
ini. Ternyata bakteri ini memiliki kemampuan yang unik . Jangkitan yang
disebabkan oleh penyakit ini tidak mudah untuk di musnahkan, karena
bakteri ini memiliki kecenderungan untuk merubah bentuknya menjadi spora
yang amat stabil. Saat berubah menjadi spora bakteri ini dapat masuk
kedalam tanah dan mampu bertahan selama lima puluh sampai enam puluh
tahun di dalam tanah. Uniknya bila tanah tempat ia tinggal tergenang
air, kuman ini dapat tumbuh kembali dan menyerang hewan ataupun manusia
yang ada di sekitamya. Selain itu saat terjadi musim kemarau biasanya
ternak menaik rumput sampai ke akarnya ,inilah yang membuat penyakit ini
akan terus terulang di daerah yang pernah terkena antrax . Repotnya
lagi kuman ini dapat terserap oleh akar tumbuh-tumbuhan, bahkan hingga
dapat masuk ke dalam daun dan buah, hingga mampu menginfeksi tenak
maupun manusia yang mengkonsumsinya. Bahkan serangga, burung, anjing,
dan binatang-binatang lain juga dapat menjadi perantara penularan
penyakit ini, apabila telah mengalami kontak langsung dengan bakteri
penyebab penyakit ini .
Namun pencegahan dapat di lakukan dengan
cara cucilah tangan sebelum makan, hindari kontak dengan hewan atau
manusia yang sudah terjangkit anthrax, belilah daging dari rumah potong
hewan yang resmi, masaklah daging dengan sempurna, hindari menyentuh
cairan dari luka anthrax, melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat
yang terjangkit anthrax.Bagi peternak atau pemilik hewan ternak,
upayakan untuk menvaksinka hewan ternaknya. Dengan Pemberian SC ,untuk
hewan besar 1 ml dan untuk hewan kecil 0,5 ml.Vaksin ini memiliki daya
pengebalannya tinggi berlangsung selama satu tahun.
Anthrax pada manusia dapat dicegah dengan tindakan-tindakan pencegahan yang bisa kita lakukan antara lain:
1. Cuci tangan sebelum makan
2. Hindari kontak dengan hewan atau manusia yang sudah terjangkit anthrax
3. Beli daging dari rumah potong hewan yang resmi
4. Masaklah daging dengan sempurna
5. Hindari menyentuh cairan dari luka anthrax
6. Melaporkan secepat mungkin bila ada masyarakat yang terjangkit anthrax
Bagi
peternak atau pemilik hewan ternak, upayakan untuk menvaksinka hewan
ternaknya. Dengan Pemberian SC ,untuk hewan besar 1 ml dan untuk hewan
kecil 0,5 ml.Vaksin ini memiliki daya pengebalannya tinggi
berlangsung selama 1 tahun.
PENGOBATAN
Pemberian antibiotik intravena direkomendasikan pada kasus antraks
inhalasi, gastrointestinal dan meningitis. Pemberian antibiotik topikal
tidak dianjurkan pada antraks kulit. Antraks kulit dengan gejala
sistemik, edema luas, atau lesi di kepala dan leher juga membutuhkan
antibiotic intravena. Walaupun sudah ditangani secara dini dan adekuat,
prognosis antraks inhalasi, gastrointestinal, dan meningeal tetap buruk.
B. anthracis alami resisten terhadap antibiotik yang sering
dipergunakan pada penanganan sepsis seperti sefalosporin dengan spektrum
yang diperluas tetapi hampir sebagian besar kuman sensitif terhadap
penisilin, doksisiklin, siprofloksasin, kloramfenikol, vankomisin,
sefazolin, klindamisin, rifampisin, imipenem, aminoglikosida, sefazolin,
tetrasiklin, linezolid, dan makrolid. Bagi penderita yang alergi
terhadap penisilin maka kloramfenikol, eritromisin, tetrasikilin, atau
siprofloksasin dapat diberikan. Pada antraks kulit dan intestinal yang
bukan karena bioterorisme, maka pemberian antibiotik harus tetap
dilanjutkan hingga paling tidak 14 hari setelah gejala reda.
Oleh
karena antraks inhalasi secara cepat dapat memburuk, maka pemberiaan
antibiotik sedini mungkin sangat perlu. Keterlambatan pemberian
antibiotik sangat mengurangi angka kemungkinan hidup. Oleh karena
pemeriksaan mikrobiologis yang cepat masih sulit dilakukan maka setiap
orang yang memiliki risiko tinggi terkena antraks harus segera diberikan
antibiotik sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Sampai saat
ini belum ada studi klinis terkontrol mengenai pengobatan antraks
inhalasi. Untuk kasus antraks inhalasi Food and Drug Administration
(FDA) menganjurkan penisilin, doksisiklin, dan siprofloksasin sebagai
antibiotik pilihan.
Untuk hewan tersangka sakit dapat dipilih salah satu dari perlakuan sebagai berikut :
1. Penyuntikan antiserum dengan dosis pencegahan (hewan besar 20-30 ml, hewan kecil 10-1 ml)
2. Penyuntikan antibiotika
3. Penyuntikan kemoterapetika
4. Penyuntikan antiserum dan antibiotika atau antiserum dan kemoterapetika.
Cara
penyuntikan antiserum homolog ialah IV atau SC, sedangkan untuk
antiserum heterolog SC. Dua minggu kemudian bila tidak timbul penyakit,
disusul dengan vaksinasi.
GEJALA
Gejala Penyakit Anthrax Pada Manusia
Gejala yang terjadi saat menderita penyakit anthrax tergantung kepada jenis penyakit anthrax yang dideritanya.
1Cutaneous anthrax. Gejalanya berupa benjolan yang awalnya kecil dan
kemudian membesar. Benjolan ini bisa sangat gatal. Masa inkubasinya
(masa yang dibutuhkan dari sejak masuk hingga menjadi penyakit) adalah
sekitar 5 -7 hari. Lalu, benjolan menjadi terisi cairan dengan diameter
1-3 cm. Lama-kelamaan, benjolan berair ini akan membentuk luka seperti
lecet dengan bagian pinggiran yang kemerah-merahan. Di hari ke-7 hingga
ke-10 terjadi pembengkakan kelenjar getah bening; sakit kepala; dan
demam.
2. Inhalational anthrax. Gejalanya pertama muncul di hri ke-1
sampai hari ke-7. Akan tetapi menghilang setelah 60 hari. Gejala yang
terjadi pada inhalational anthrax biasa adalah berupa flu, sakit
tenggorokan, demam, dan sakit otot. Adapun untuk inhalational anthrax
yang tidak biasa (membahayakan), gejala bisa ditambah dengan sesak napas
dan demam tinggi. Kematian bisa terjadi dalam 24-36 jam setelah gejala
berkembang.
3. Gastrointestinal anthrax. Gejala terjadi di hari ke-1
sampai ke-6 yang berupa kerusakan/borok lambung; borok lidah dan tonsil;
sakit tenggorokan; hilang selera makan; muntah-muntah; dan demam.
Gejala ini bisa ditambah dengan sakit bagian perut; muntah darah; dan
berak darah. Dalam 2 hingga 4 hari; cairan akan mengisi rongga perut.
Kematian akan terjadi di hari ke-2 sampai hari ke-5
4. Oropharyngeal
anthrax. Gejala yang terjadi berupa demam; pembengkakan kelenjar getah
bening di leher; sakit tenggorokan yang berat; susah menelan; serta
sakit lambung dan lidah
Gejala Penyakit Anthrak Pada Hewan
1. Perakut (sangat cepat) terjadi
sangat mendadak dan segera mengikuti kematian, sesak napas, gemetar,
kemudian hewan rebah kadang terdapat gejala kejang. Pada sapi kambing
dan domba mungkin terjadi kematian yang mendadak tanpa menimbulkan
gejala penyakit terlebih dahulu.
2. Bersifat akut (cepat) pada sapi,
kambing, domba dan kuda : demam (suhu tubuh mencapai 41,50C), gelisa,
sesak napas, kejang, dan diikuti kematian, kadang sesaat sebelum
kematian kelaur darah kehitaman yang tidak membeku dari lubang kumlo
(lubang hidung, mulut, telinga, anus dan alat kelamin). Pada kuda dapat
terjadi nyeri perut (kolik) diare berdarah, bengkak daerah leher dada,
perut bagian bawah dan alat kelamin bagian luar.
itulah kesimpulan tentang penyakit anthrax,mudah2an bermanfaat bagi pembaca...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar