LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI
“UJI GOLONGAN DARAH”

Di
susun oleh :
Nama :
Aulia Rakhman
NIM : N 201 12 018
Asisten : Rifka
Kelompok : 1
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Genetika merupakan ilmu pengetahuan
dasar bagi ilmu serapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit
dan kelainan pada tubuh manusia. Beberapa istilah yang sering
digunakan dalam bidang genetika ini seperti : gen,genotif, fenotif, resesif,
dominan, alela, homozigot, heterozigot, dan alel.
Salah satu aspek yang penting pada
organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan
demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang yang berbiak secara
seksual, individu beru adalah hasil kombinasi informasi genetik yang
disumbangkan oleh dua gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya.
Gen adalah zarah penentu sifat individu yang terletak pada lokus tertentu pada
kromosom dan mempunyai pasangan yang disebut alel.
Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan
melalui pembuluh darah. Darah terdiri atas sel-sel merah (sel darah putih dan
sel darah merah), trombosit (keping darah),dan plasma darah. Ada beberapa
sistem penggolongan darah pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh).
Dasar penggolongan darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di
dalam sel darah merah dan aglutinin (antibodi) di dalam plasma
(serum). Aglutinogen adalah zat yang digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang
menggumpalkan.
Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO.
Dalam sistem ABO, ada tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah
menentukan golongan darahseseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah
manusia menjadi empat golongan,yaitu, A, B, AB, dan O .
Berdasarkan uraian
diatas maka yang melatarbelakangi praktikan ini adalah mengetahui
tekhnik uji golongan darah dan membuktikan golongan darah O adalah golongan
darah yang terbanyak di dunia dengan menggunakan sampel darah dari tiap-tiap
kelompok.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum yang dilakukan yaitu:
1. Untuk
mengetahui tekhnik uji golongan darah.
2. Untuk
menentukan golongan darah.
1.3 Manfaat
Adapun
manfaat dari praktikum yang dilakukan yaitu:
1. Bisa
dan tahu menguji golongan darah pada seseorang.
2. Bisa
dan tahu membedakan golongan darah A, B, AB, dan O.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu aspek yang penting pada
organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan
demikian dia dapat melestarikan jenisnya. Dalam reproduksi genetatif, sel-sel
gamet yang terdiri atas sel telur dan sel sperma yang berfungsi sebagai mata
rantai penghubung antara induk dan keturunannya, yaitu sebagai pembawa sifat
keturunan (Prawirohartono, 1995).
Sel telur dan sel
sperma memberikan saham yang sama dalam mewariskan sifat keturunan sifat
tersebut kepada keturunannya. Penurunan sifat dari induk kepada keturunannya
dikenal dengan istilah hereditas (Prawirohartono, 1995).
Genetika merupakan
ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan,
masalah penyakit, dan kelainan tubuh pada manusia yang dapat dipecahkan dengan
bantuan genetika. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam bidang genetika
yaitu sebagai berikut : gen, resesif, genotif, fenotif, dominan, alels,
homozigot, heterozigot (Prawirohartono, 1995).
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang
ditentukan oleh alela ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti
penting dalam kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A,
B, O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen
(aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan
antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam
antigen yang ditemukan tersebut (Prawirohartono, 1995).
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat
dilakukan dengan pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin.
Dimana bila darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau
penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana
kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak
mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan darahnya
adalah bergolongan darah B atau O (Kimball, 1999).
Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b
mengalami aglutinasi, maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti
kemungkinan orang tersebut bergolongan darah B atau AB. Bila tidak
mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum
aglutinin a maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah O
(Solomon, 1993).
Fungsi penggolongan darah manusia sangat besar
manfaatnya, yaitu untuk :
1. Proses transfusi darah
2. Membantu penyelidikan tindak kriminal
Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang
yang disebut dengan donor. Kepada orang yang memerlukan yang disebut dengan
resipien. Dalam proses transfusi darah diusahakan agar aglutinogen pada darah
donor tidak berjumpa dengan zat antinya yang terdapat di dalam plasma darah
resipien. Pada umumnya transfusi darah dapat dilakukan dalam keadaan sebagai
berikut : kecelakaan dan tubuh luka parah, tubuh yang terbakar, penyakit
kronis, kekurangan darah yang akut, pada saat tubuh kehilangan banyak darah, misalnya
pada waktu operasi (Prawirohartono, 1995).
Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara
genetik disebut antigen, antigen ini muncul dipermukaan membran sel darah
merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya, yang
mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir.
1.
Karena
reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi ( penggumpalan) sel darah merah,
maka antigen disebut aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut agglutinin.
2.
Seseorang
mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau hanya mewarisi salah
satunya, atau bahkan keduanya sekaligus.
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada
tidaknya aglutinogen (antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan
eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam
plasma.
1.
Darah
golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B.
2.
Darah
golongan B mengandung aglutinogen tipeB dan aglutinin anti-A.
3.
Darah
golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B, tetapi tidak mengandung
aglutinin anti-A atau anti-B.
4.
Darah
golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutini anti-A dan
aglutini-B.
Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfusi darah
karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan
destruksi sel darah merah (Samsuri, 2004).
Untuk menentukan golongan darah pedomannya
sebagai berikut:
Golongan
|
aglutinogen (antigen) pada
eritrosit
|
aglutinin (antibodi) pada plasma
darah
|
A
B AB O |
A
B A dan B - |
b
a - a dan b |
1.
Jika aglutinin a (anti A) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi
(penggumpalan)
2.
Jika aglutinin b (anti B) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi
(penggumpalan)
3.
Jika anti Rhesus (antibodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi
aglutinasi (penggumpalan)
a. Darah + anti Rhesus =
aglutinasi → terdapat antigen Rhesus → gol Rh+
b. Darah + anti A=
aglutinasi → terdapat aglutinogen A → gol A
c. Darah + anti B=
aglutinasi → terdapat aglutinogen B → gol B
Penggunaan anti AB hanya untuk verifikasi
(kepastian) saja. Tidak digunakan juga tidak masalah (Priadi, 2009).
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Adapun
waktu pelaksanaan praktek yaitu :
Hari/Tanggal : Sabtu, 08 desember 2012
Waktu :
13.00 WITA – selesai.
Tempat :
Laboratorium Biodiversity jurusan Biologi FMIPA UNTAD.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
A.
Alat
1. Objeck
Glass
2. Kapas
3. Alkohol70
%
4. Lancet
5. Batang
Macis
6. Kertas
Label
B.
Bahan
1. Serum
Alfa (α)
2. Serum Beta (β)
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini
adalah :
1. menyisipkan kartu uji atau object
glass yang telah di beri nomor 1-4.
2. Mensterilkan salah satu ujung jari
dengan kapas yang telah dibasahi dengan alcohol 70%.
3. Menusukkan lancet dengan hati-hati
dan mantap ke ujung jari yang telah steril, lalu menekan ujung jari hingga
darah keluar.
4. Meneteskan darah pada kartu uji atau
object glass sebanyak 4 kali pada tempat yang berbeda sesuai nomor
5. Meneteskan serum alfa sebanyak 1
tetes pada sampel darah pertama, lalu mengaduk dengan gerakan memutar
menggunakan batang macis. mengamati apa yang terjadi.
6. Melakukan langkah nomor 5 untuk
serum beta, serum alfa-beta, dan serumanti Rhesus
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Pengamatan
4.1.1
Tabel Hasil Pengamatan
No
|
Nama
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
Gambar
|
Gol.
Darah
|
1
|
Ashar
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
≠
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
O
|
2
|
Heru
Kukuh
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
≠
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
O
|
3
|
Moh.
Fikri
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
≠
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
O
|
4
|
Susanti
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
≠
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
O
|
5
|
Anitatia
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
≠
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
O
|
6
|
Moh
Viqi
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
≠
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
O
|
7
|
Shalha
Alamri
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
A
|
8
|
Ifana
Audina
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
≠
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
O
|
9
|
Miftahul
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
≠
Aglutinasi
Aglutinasi
|
![]() |
B
|
10
|
Indah
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
A
|
11
|
Miflahul
Usmah
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
≠
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
O
|
12
|
Siti
Rukmana
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
A
|
13
|
Dewi
Sukarana
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
A
|
14
|
Rahayu
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
≠
Aglutinasi
Aglutinasi
|
![]() |
B
|
15
|
Dyah Siti Masyita
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
≠
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
O
|
16
|
Harni
Utari
|
+Anti
A(α)
+Anti
B(β)
|
≠
Aglutinasi
≠
Aglutinasi
|
![]() |
O
|
4.1.2
Tabel Hasil Pengamatan
No
|
Golongan
Darah
|
Jumlah
|
Presentase
|
1
|
A
|
4
|
25%
|
2
|
B
|
2
|
12,5%
|
3
|
AB
|
-
|
-
|
4
|
O
|
10
|
62,5%
|
Jumlah
|
|
16
|
100%
|
4.2
Pembahasan
Darah adalah cairan yang terdapat
pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri.
Darah pada manusia berfungsi untuk mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai
jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan
melalui darah.
Pada
percobaan kali ini yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah, mula-mula
yang dilakukan adalah menyiapkan objek glass. Objek glass berfungsi sebagai
tempat untuk meletakkan objek yang akan diamati. Kemudian mensterilkan salah
satu ujung jari yaitu jari manis dengan alkohol 70%. Alkohol 70% berfungsi
untuk mensterilkan jari manis dari kuman.
Kemudian menusukkan lancet ke jari manis yang telah disterilkan tadi,
ditusukkan pada pembuluh darah arteri. Setelah itu, menekan ujung jari yang
telah ditusuk tadi sehingga mengeluarkan darah dan meneteskan darah tersebut
pada objek glass, di sebelah kiri dan sebelah kanan, kemudian meneteskan serum
alfa di sebelah darah yang berada disebelah kanan, dan meneteskan serum beta
disebelah darah yang berada di sebelah kiri, lalu mengaduknya dengan gerakan
memutar dengan menggunakan tusuk gigi. Serum alfa dan serum beta berfungsi
untuk menentukan jenis golongan darah yang ditandai dengan adanya aglutinasi
dan tidak adanya aglutinasi.
Berdasarkan hasil percobaan dan
pengamatan yang telah dilakukan, Pada
uji golongan darah yang bernama Ashar dan Heru. Object glass
di letakan di meja dan masing-masing di atasnya di beri label yaitu object
glass pertama Ashar dan kedua Heru. Kemudian jari manis mereka di bersihkan
terlebih dahulu dengan menggunakan alcohol. Setelah di bersihkan dengan alcohol jari ditusuk
menggunakan lancet sehingga mengeluarkan darah. Kemudian darah tersbut di
letakan di sisi kanan dan kiri
object glass. Perlakuan pada object glass, setelah darah ditetesi anti A maka
darah tidak mengalami penggumpalan dan setelah darah di tetesi anti B darah
juga tidak mengalami penggumpalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
darah yang terdapat pada Ashar
dan Heru
adalah O, begitupun pada Fikri, Susanti, Anitatia, Viqi, Ifana, Miflahul, Dyah, dan
Harni ( No 3, 4, 5, 6, 8, 11, 15, dan 16 pada tabel di atas ).
Pada
uji golongan darah yang bernama Shalha, Indah, Siti, dan
Dewi (No 7, 10, 12 dan 13 pada tabel di atas ) didapatkan golongan darah A. Hal ini terjadi
karena setelah darah ditetesi anti A darah tersebut mengalami penggumpalan dan
setelah ditetesi anti B darah tidak mengalami
penggumpalan.
Pada
Miftahul dan Rahayu (No 9 dan 14 pada tabel di atas ) di dapatkan darah
bergolongan B. Hal ini terjadi karena setelah darah ditetesi anti A darah
tersebut tidak menggumpal dan setelah ditetesi anti B darah tersebut
menggumpal.
Antingen adalah
sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi.
Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa
molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa.
Anti gen ini dibagi menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya
terdapat dan dihasilkan pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan
anti gen B hanya terdapat pada seseorang bergolongan darah B dan O.
Dikatakan
bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum alfa
(anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel
darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat
agglutinin anti-B.
Dikatakan
bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur dengan serum beta
(anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung
aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A.
Dikatakan
bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi setelah dicampurkan
serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini dikarenakan di dalam
sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen, dan serum darahnya dapat
membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-B.
Pada percobaan ini juga telah di
buktikan bahwa golongan darah
O merupakan golongan darah yang paling banyak dimiliki manusia. Dari penelitian
yang dilakukan pada 16 orang tadi 62% bergolongan darah O, 25% bergolongan
darah A, 12,5% bergolongan darah B, dan 0% brgolongan darah AB.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan
ini adalah:
1.
Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya dibagi menjadi 4 bagian
yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
2.
Apabila
darah + anti A
mengalami penggumpalan dan darah
+
anti B tidak menggumpal maka golongan
darah orang tersebut adalah A.
3.
Apabila
darah + anti
B tidak menggumpal dan darah +
anti B mengalami penggumpalan
maka golongan darah orang tersebut adalah B.
4.
Apa
bila darah + anti A tidak menggumpal dan darah + anti B tidak menggumpal maka
golongan darah orang tersebut adalah O.
5.
Golongan darah terbanyak yaitu golongan darah O
sebanyak 62,5%, kemudian golongan darah A sebanyak 25% , golongan darah B
sebanyak 12,5%, dan golongan darah AB sebanyak 0%(tidak ada).
5.2
Saran
Adapun saran
yang diberikan oleh penulis adalah sebaiknya
dalam
melakukan percobaan, di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan, serta
ada baiknya alat dan bahan yang akan digunakan lebih dilengkapi, sehingga
menunjang proses kerja pada saat melakukan praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball,
J. W. 1999. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta
Prawirohartono,
Slamet. 1995. Sains Biologi. Bumi Aksara. Jakarta
Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA XI. Yudhistira. Bogor.
Solomon, et.
al. 1993. Biology. Savders-Collage Publishing: Fort wort.
LEMBAR ASISETENSI
Nama : Aulia Rakhman
NIM : N 201 12 018
Kelompok : 1
Asisten : Rifka
No.
|
Hari/tanggal
|
Koreksi
|
Paraf
|
|
|
|
|