Minggu, 03 November 2013

LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI “BENTUK SERTA BAGIAN-BAGIAN SEL HIDUP DAN SEL MATI”

LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI
“BENTUK SERTA BAGIAN-BAGIAN SEL HIDUP DAN SEL MATI”











Di susun oleh :

Nama              : Aulia Rakhman
NIM                : N 201 12 018
Asisten            : Firmansyah
Kelompok       : 1




PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2012
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Setiap organisme tersusun dari salah satu dari dua jenis sel yang secara structural berbeda: sel prokariotik (tidak memiliki inti sel) atau sel eukariotik(sel yang memiliki inti sel). Hanya bakteri yang memiliki sel prokariotik. Protista, tumbuhan, jamur, dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik.
Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya tersusun atas lebih dari 10 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi.
Sel merupakan unit terkecil dari organisme, baik secara structural, fungsional, maupun hereditas. Artinya selain sebagai penyusun terkecil dari tubuh organisme, sel juga mampu melakukan segala bentuk aktivitas kehidupan, misalnya digesti yaitu proses pencernaan makanan, respirasi yaitu proses pernapasan, ekskresi yaitu proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya dari dalam tubuh ke luar tubuh, reproduksi yaitu perkembangbiakan untuk melanjutkan keturunannya, dan sebagainya. Aktivitas sel tersebut dilakukan oleh organel-organel yang terdapat dalam sel seperti mitokondria, inti sel, ribosom, lisosom, badan golgi, dan sebagainya.
Pada makhluk hidup lebih yang tinggi tingkatannya terdapat perbedaan fungsi-fungsi khusus yang dilakukan oleh sel, karena itu terdapat   berbagai bentuk dan struktur sel sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikan ini adalah untuk melihat beberapa macam bentuk sel dan melihat bagian-bagian sel hidup dan sel mati.
1.2  Tujuan
Adapun tujuan sehingga dilaksanakan percobaan ini adalah
1.2.1        Untuk melihat beberapa macam bentuk sel.
1.2.2        Untuk melihat bagian-bagian dan perbedaan sel hidup dan sel mati.
1.3  Manfaat
Adapun manfaat dilaksanakan percobaan ini yaitu praktikan bisa dan tahu  membedakan macam bentuk sel dan bagian-bagian sel hidup dan sel mati.
























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik (Subandi, 2008).
Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan. sel mati karena faktor genetic disebabkan sel telah mencapai umur yang memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan bersifat mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam tanah ke daun (Umar, 2010).
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001 sampai 0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 µm (0,001–0,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665 ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Namun demikian, teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad setelah itu oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang biologi yang disebut biologi sel (Subandi, 2008).
Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma, sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut (Darmawan dan Baharsyah, 2006).
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya. Jika selubung tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat atau kompleks karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan bakteri memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang memiliki selubung sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan protein, walaupun ada juga yang berbahan peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah sel pecah akibat tekanan osmotik pada lingkungan yang memiliki konsentrasi lebih rendah daripada isi sel (Salisbury dan Ross, 2008).












BAB III
METODOLOGI
3.1  Waktu dan tempat
Adapun waktu pelaksanaan praktek yaitu :
Hari/Tanggal        : Sabtu, 01 desember 2012.
Waktu                 : 13.00 WITA – selesai.
Tempat                 : Laboratorium Biodiversity jurusan Biologi FMIPA UNTAD.
3.2  Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
3.2.1        Alat
1.      Mikroskop.
2.      Kaca obyek.
3.      Lap halus.
4.      Silet.
5.      Pinset.
3.2.2        Bahan
1.      Kapuk randu ( Ceiba pentandra Gaeryz. (L.)
2.      Kapas ( Gossypium herbaceum L.)
3.      Empulur batang ubi kayu (Manihot utilissima Phol.)
4.      Daun Hidrilla ( Hydrilla verticillata Hoyle.)
5.      Umbi batang kentang ( Solanum tuberosum L.)
6.      Umbi lapis bawang merah ( Allium cepa L.)
7.      Tangkai tanaman jarak ( Ricinus communis L.)
8.      Batang bayam duri ( Amaranthus spinosus L.)
3.3  Prosedur Kerja
 Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah :
1.      Pertama mengambil sehelai kapuk randu dan kapas. lalu meletakkan di atas gelas benda, dan meneteskan aquades satu atau dua tetes. lalu menutup dengan gelas penutup. Jangan sampai terbentuk gelembung udara.
2.      Membuat penampang melintang bahan empulur ubi kayu, tangkai jarak, dan batang bayam tersebut setipis mungkin. Selanjutnya meletakkan di atas gelas benda dan menetesi akuades, lalu tutup dengan gelas penutup.
3.      Mengambil selembar daun hidrilla yang masih segar, meletakkan di atas gelas benda, selanjutnya mengerjakan seperti di prosedur (1) dan (2).
4.      Mengambil selaput dalam dari umbi lapis bawang merah dengan menggunakan jarum preparat/pinset. Selanjutnya mengerjakan seperti prosedur (1).
5.      Membelah umbi kentang, lalu mentusuk-tusuk dengan jarum preparat, air tetesan tersebut dioleskan pada gelas benda, selanjutnya mengerjakan seperti prosedur (1).
6.      Mengamati di bawah mikroskop semua bahan preparat yang telah dibuat dan menggambar preparat sesuai yang anda lihat dan melengkapi dengan keterangan yang lengkap.

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.   Hasil Pengamatan
No
Gambar
Keterangan

literatur
Hasil pengamatan

1
Gambar sel dari kapuk randu, berbentuk seperti benang,  berbentuk seperti garis putus-putus, dan berbentuk memanjang ,hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan luar.
2
Gambar sel dari kapas, Sel berbentuk memanjang seperti pita. Memiliki puntiran (torsi) di beberapa bagian, dan tidak memiliki organel-organel.
3
Gambar dari sel empulur ubi kayu, sel penyusun berbentuk segienam dan memiliki ruang antar sel yang besar.
4
Gambar sel dari hyrdilla. Dinding sel tebal Sel berbentuk segiempat beraturan yang tersusun seperti batu bata. Memiliki trikoma, sitoplasma,  kloroplas dan klorofil yang terdapat di dalamnya.
5
Gambar sel dari umbi kentang. Amilum terdiri atas bagian lamella.


6
Gambar sel dari bawang merah. Sel berbentuk segilima tidak beraturan yang disusun seperti batu bata. Memiliki sebuah inti sel yang terletak di tengah sel dan terdapat pigmen yang menyebabkan sel/jaringan berwarna merah.
7
Gambar sel dari jarak. Struktur sel tidak terlalu jelas.


8
Gambar sel dari batang bayam duri. Terdapat jaringan pengangkut.









4.2.   Pembahasan
Sel adalah struktural terkecil dan fungs/ional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya.
Pada percobaan kali ini, pertama-tama kami mengambil beberapa helai kapuk randu dan kapas. Lalu diletakkan diatas gelas benda dengan menetetesi satu atau dua tetes, dan menutup dengan gelas penutup agar tidak terjadi gelembung udara. Proses kedua membuat penampang melintang empulur ubi kayu, tangkai jarak, dan batang bayam dengan setipis mungkin. Selanjutnya meletakkan diatas gelas benda dan menetesi akuades, lalu menutup dengan gelas penutup. Proses ketiga mengambil selembar daun hidrilla yang masih segar, meletakkan di gelas benda, lalu ditetesi dengan aquades. Proses keempat kami mengambil selaput dalam dari umbi lapis bawang merah dengan menggunakan jarum preparat atau pinset. Kemudian, meletakkan di dalam gelas benda dan menetesi aquades satu atau dua tetes. Proses kelima, membelah umbi kentang dan mentusuk-tusuk dengan jarum preparat, air tetesan dioleskan pada gelas benda, lalu meletakkan preparat di gelas benda, dan menetesi aquades. Setelah membuat semua preparat, mengamati di bawah mikroskop yang telah dibuat, dan menggambar preparat seperti yang ada di dalam mikroskop.
Dari percobaan ini, hasil yang kami dapat adalah pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan. Sel-sel tersebut memang dalam perkembangannya terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan bersifat mati secara khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam tanah ke daun.
Kemudian kami menemukan perbedaan-perbedaan preparat yang telah di amati. Pada serat kapas, sel kapas berbentuk memanjang seperti pita. Sel tersebut memiliki puntiran (torsi) di beberapa bagian, dan tidak memiliki organel-organel di dalam selnya, sehingga sel kapas merupakan sel mati. Torsi adalah perpotongan antara dinding sel yang berupa percanangan. Sel tersebut termasuk jenis sel sklerenkim, yang berfungsi jaringan penguat pada tumbuhan. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Pada serat kapuk randu, sel kapuk randu seperti halnya sel kapas berbentuk memanjang, perbedaannya; pada sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan luar. Lumen adalah merupakan rongga dalam dinding sel yang biasa disebut ruang sel. Bagian ini merupakan bagian sel yang kehilangan protoplasma, sehingga serat kapas disebut sel mati. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Pada empelur ubi kayu, Sel penyusun empulur berbentuk segi enam dan memiliki ruang antar sel yang besar. Sel tersebut bersifat mati karena hanya berupa ruang kosong. Sel empulur tersebut berasal dari jaringan parenkim yang sudah mati. Pada beberapa tumbuhan, sel empulur dapat berfungsi sebagai penyimpan air (teratai) dan penyimpan cadangan makanan (sagu). Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur.  Pada daun hydrilla, hydrilla adalah tumbuhan spermatophyta yang hidup di air, sehingga ia memiliki bentuk adaptasi yang berbeda dengan spermatophyta darat. Dinding selnya tebal untuk mencegah osmosis air yang dapat menyebabkan lisisnya sel. Sel hydrilla berbentuk segi empat beraturan yang tersusun seperti batu bata. Memiliki kloroplas dan klorofil yang terdapat di dalamnya. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Pada umbi kentang, yang di amati adalah amilum, bukan selnya. Umbi kentang yang ditusuk-tusuk, menyebakan sel lisis, sehingga amilum keluar dan dapat diamati di bawah mikroskop. Amilum terdiri atas bagian lamella (garis pertumbuhan) yang pertumbuhannya berakhir pada suatu titik pertumbuhan yang disebut dengan hillum/hillus. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Pada bawang merah, sel bawang merah terlihat seperti papan-papan atau segi empat tidak beraturan yang disusun seperti batu bata. Memiliki sebuah inti sel yang terletak di tengah sel. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Pada daun jarak, Sel-sel penyusun tangkai daun jarak berbentuk segi enam (heksagonal), kadang ditemukan sel berbentuk segi lima. Di dalamnya terdapat Kristal ca oksalat yang berbentuk bintang, yang menunjukkan bahwa sel tersebut adalah sel hidup. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Hasil pengamatan ini tidak sesuai dengan literatur. Mungkin dikarenakan pada saat kami mengamati, kurang terliti dalam mengamati preparat dan juga air yang diteteskan terlalu banyak. Pada batang bayam duri, terdapat jaringan pengakut. Dan juga batang bayam duri mempunyai bercak-bercak, bercak-bercak tersebut adalah amilum yang terdapat di batang bayam duri. Hasil pengamatan sesuai dengan literatur.



 

















BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1.      Sel hidup adalah sel yang masih menunjukkan aktivitas kehidupan yang ditunjukkan dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik. Sedangkan sel mati hanya berpa ruang kosong yang dibatasi oleh dinding sel.
2.      Sel hidup antara lain pada tangkai tanaman jarak, umbi bawang merah, daun hydrilla, dan kentang sedangkan sel mati terdapat pada serat kapuk, kapas, dan empulur ubi kayu.
3.      Benda-benda ergastik pada sel antara lain amilum pada kentang yang berfungsi sebagai cadangan makanan, dan Kristal ca-oksalat.
5.2  Saran
Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah sebaiknya dalam melakukan percobaan, di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan, serta ada baiknya alat dan bahan yang akan digunakan lebih dilengkapi, sehingga menunjang proses kerja pada saat melakukan praktek.





















DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Baharsya, 2006, Biologi dasar, Erlangga : Jakarta.
Subandi. 2008, Sel-sel pada organisme multiseluler, ITB : Bandung.
Salisbury dan Ross, 2008, Biologi sains, New Delhi : Mall of India Private Ilmited.
Umar, 2010, Sel adalah kumpulan materi paling, Jakarta : PT. Grafindo Persada.







































LEMBAR ASISETENSI

Nama               : Aulia Rakhman
NIM                : N 201 12 018
Kelompok       : 1
Asisten            : Firmansyah



No.
Hari/tanggal
Koreksi
Paraf
































1 komentar: