LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI
“BENTUK SERTA BAGIAN-BAGIAN SEL
HIDUP DAN SEL MATI”
Di
susun oleh :
Nama :
Aulia Rakhman
NIM : N 201 12 018
Asisten : Firmansyah
Kelompok : 1
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap
organisme tersusun dari salah satu dari dua jenis sel yang secara structural
berbeda: sel prokariotik (tidak memiliki inti sel) atau sel eukariotik(sel yang
memiliki inti sel). Hanya bakteri yang memiliki sel prokariotik. Protista,
tumbuhan, jamur, dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik.
Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi
kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam
sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler,
misalnya bakteri
dan amoeba.
Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan,
hewan,
dan manusia,
merupakan organisme multiseluler
yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya
masing-masing. Tubuh manusia, misalnya tersusun atas lebih dari 10 sel. Namun
demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan
satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri
induknya, sementara tubuh tikus
berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah
dibuahi.
Sel
merupakan unit terkecil dari organisme, baik secara structural, fungsional,
maupun hereditas. Artinya selain sebagai penyusun terkecil dari tubuh
organisme, sel juga mampu melakukan segala bentuk aktivitas kehidupan, misalnya
digesti yaitu proses pencernaan makanan, respirasi yaitu proses pernapasan,
ekskresi yaitu proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna
lainnya dari dalam tubuh ke luar tubuh, reproduksi yaitu perkembangbiakan untuk
melanjutkan keturunannya, dan sebagainya. Aktivitas sel tersebut dilakukan oleh
organel-organel yang terdapat dalam sel seperti mitokondria, inti sel, ribosom,
lisosom, badan golgi, dan sebagainya.
Pada
makhluk hidup lebih yang tinggi tingkatannya terdapat perbedaan fungsi-fungsi
khusus yang dilakukan oleh sel, karena itu terdapat berbagai bentuk
dan struktur sel sesuai dengan fungsinya. Berdasarkan
uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikan ini adalah untuk melihat beberapa macam bentuk sel dan melihat bagian-bagian sel hidup
dan sel mati.
1.2 Tujuan
Adapun
tujuan sehingga dilaksanakan percobaan ini adalah
1.2.1
Untuk melihat beberapa macam bentuk
sel.
1.2.2
Untuk melihat bagian-bagian dan
perbedaan sel hidup dan sel mati.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dilaksanakan percobaan
ini yaitu praktikan bisa dan tahu membedakan macam bentuk sel dan bagian-bagian
sel hidup dan sel mati.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel adalah struktural terkecil dan
fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu melakukan
metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang
kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel
tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas
metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap
rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki protoplas,
yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas
komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri
atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel
hidup). Komponen non protoplasma dapat pula disebut sebagai benda ergastik (Subandi, 2008).
Pada sel mati
tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan kosong
saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan
karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan. sel
mati karena faktor genetic disebabkan sel telah mencapai umur yang memang telah
ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang dalam perkembangannya
terspesialisasi untuk menjadi suatu sel mati, yang memiliki fungsi tertentu dalam
bagi tumbuhan. Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan bersifat mati secara
khusus berguna untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam tanah ke daun (Umar,
2010).
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah
bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001 sampai 0,001 mm,
sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang ialah
telur ayam
yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai
100 µm
(0,001–0,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop.
Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan
penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke-17.
Robert Hooke
pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665 ketika ia
mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali.
Namun demikian, teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua
abad setelah itu oleh Matthias
Schleiden dan Theodor Schwann.
Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang biologi yang disebut biologi sel
(Subandi, 2008).
Semua sel dibatasi oleh suatu membran
yang disebut membran plasma, sementara daerah di dalam sel disebut sitoplasma.
Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang dapat diwariskan dan
mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel memiliki struktur
yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein
yang akan digunakan sebagai katalis
pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut (Darmawan dan
Baharsyah, 2006).
Hampir semua sel prokariotik memiliki
selubung sel di luar membran selnya. Jika selubung tersebut mengandung suatu
lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat
atau kompleks karbohidrat-protein, peptidoglikan,
lapisan itu disebut sebagai dinding sel.
Kebanyakan bakteri
memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula
bakteri yang memiliki selubung sel dari protein.
Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan protein, walaupun ada juga yang berbahan
peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah sel pecah akibat tekanan osmotik
pada lingkungan yang memiliki konsentrasi
lebih rendah daripada isi sel (Salisbury dan Ross, 2008).
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Adapun
waktu pelaksanaan praktek yaitu :
Hari/Tanggal : Sabtu, 01 desember 2012.
Waktu :
13.00 WITA – selesai.
Tempat :
Laboratorium Biodiversity jurusan Biologi FMIPA UNTAD.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
3.2.1
Alat
1. Mikroskop.
2. Kaca
obyek.
3. Lap
halus.
4. Silet.
5. Pinset.
3.2.2
Bahan
1. Kapuk
randu ( Ceiba pentandra Gaeryz. (L.)
2. Kapas
( Gossypium herbaceum L.)
3. Empulur
batang ubi kayu (Manihot utilissima Phol.)
4. Daun
Hidrilla ( Hydrilla verticillata Hoyle.)
5. Umbi
batang kentang ( Solanum tuberosum L.)
6. Umbi
lapis bawang merah ( Allium cepa L.)
7. Tangkai
tanaman jarak ( Ricinus communis L.)
8. Batang
bayam duri ( Amaranthus spinosus L.)
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari percobaan ini
adalah :
1. Pertama
mengambil sehelai kapuk randu dan kapas. lalu meletakkan di atas gelas benda,
dan meneteskan aquades satu atau dua tetes. lalu menutup dengan gelas penutup.
Jangan sampai terbentuk gelembung udara.
2. Membuat
penampang melintang bahan empulur ubi kayu, tangkai jarak, dan batang bayam
tersebut setipis mungkin. Selanjutnya meletakkan di atas gelas benda dan
menetesi akuades, lalu tutup dengan gelas penutup.
3. Mengambil
selembar daun hidrilla yang masih segar, meletakkan di atas gelas benda,
selanjutnya mengerjakan seperti di prosedur (1) dan (2).
4. Mengambil
selaput dalam dari umbi lapis bawang merah dengan menggunakan jarum
preparat/pinset. Selanjutnya mengerjakan seperti prosedur (1).
5. Membelah
umbi kentang, lalu mentusuk-tusuk dengan jarum preparat, air tetesan tersebut
dioleskan pada gelas benda, selanjutnya mengerjakan seperti prosedur (1).
6. Mengamati
di bawah mikroskop semua bahan preparat yang telah dibuat dan menggambar
preparat sesuai yang anda lihat dan melengkapi dengan keterangan yang lengkap.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Pengamatan
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
|
literatur
|
Hasil pengamatan
|
||
1
|
Gambar sel dari kapuk randu, berbentuk seperti
benang, berbentuk seperti garis
putus-putus, dan berbentuk memanjang ,hanya berupa lumen
(rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan luar.
|
||
2
|
Gambar sel dari kapas, Sel berbentuk memanjang
seperti pita. Memiliki puntiran (torsi) di beberapa bagian, dan tidak
memiliki organel-organel.
|
||
3
|
Gambar
dari sel empulur ubi kayu, sel
penyusun berbentuk segienam dan memiliki ruang antar sel yang besar.
|
||
4
|
Gambar sel dari hyrdilla. Dinding
sel tebal Sel berbentuk segiempat beraturan yang
tersusun seperti batu bata. Memiliki trikoma, sitoplasma, kloroplas dan klorofil yang terdapat di
dalamnya.
|
||
5
|
Gambar sel dari umbi kentang. Amilum terdiri atas bagian
lamella.
|
||
6
|
Gambar sel dari bawang merah. Sel berbentuk segilima
tidak beraturan yang disusun seperti batu bata. Memiliki sebuah inti sel yang
terletak di tengah sel dan terdapat pigmen yang menyebabkan sel/jaringan
berwarna merah.
|
||
7
|
Gambar sel dari jarak. Struktur sel tidak terlalu
jelas.
|
||
8
|
Gambar sel dari batang bayam duri. Terdapat
jaringan pengangkut.
|
4.2.
Pembahasan
Sel adalah
struktural terkecil dan fungs/ional dari suatu makhluk hidup yang secara
independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan
lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan
hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain
melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya.
Pada
percobaan kali ini, pertama-tama kami mengambil beberapa helai kapuk randu dan
kapas. Lalu diletakkan diatas gelas benda dengan menetetesi satu atau dua
tetes, dan menutup dengan gelas penutup agar tidak terjadi gelembung udara. Proses
kedua membuat penampang melintang empulur ubi kayu, tangkai jarak, dan batang
bayam dengan setipis mungkin. Selanjutnya meletakkan diatas gelas benda dan
menetesi akuades, lalu menutup dengan gelas penutup. Proses ketiga mengambil
selembar daun hidrilla yang masih segar, meletakkan di gelas benda, lalu
ditetesi dengan aquades. Proses keempat kami mengambil selaput dalam dari umbi
lapis bawang merah dengan menggunakan jarum preparat atau pinset. Kemudian,
meletakkan di dalam gelas benda dan menetesi aquades satu atau dua tetes.
Proses kelima, membelah umbi kentang dan mentusuk-tusuk dengan jarum preparat,
air tetesan dioleskan pada gelas benda, lalu meletakkan preparat di gelas
benda, dan menetesi aquades. Setelah membuat semua preparat, mengamati di bawah
mikroskop yang telah dibuat, dan menggambar preparat seperti yang ada di dalam
mikroskop.
Dari
percobaan ini, hasil yang kami dapat adalah pada sel
mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa ruangan
kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati
disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor
lingkungan. Sel-sel tersebut memang dalam perkembangannya terspesialisasi untuk
menjadi suatu sel mati, yang memiliki fungsi tertentu dalam bagi tumbuhan.
Misalnya sel-sel xilem-xilem yang akan bersifat mati secara khusus berguna
untuk pengangkutan unsur mineral dari dalam tanah ke daun.
Kemudian
kami menemukan perbedaan-perbedaan preparat yang telah di amati. Pada serat kapas, sel kapas berbentuk
memanjang seperti pita. Sel tersebut memiliki puntiran (torsi) di beberapa
bagian, dan tidak memiliki organel-organel di dalam selnya, sehingga sel kapas
merupakan sel mati. Torsi adalah perpotongan antara dinding sel yang berupa
percanangan. Sel tersebut termasuk jenis sel sklerenkim, yang berfungsi
jaringan penguat pada tumbuhan. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur.
Pada serat kapuk randu, sel
kapuk randu seperti halnya sel kapas berbentuk memanjang, perbedaannya; pada
sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga
sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan luar. Lumen adalah
merupakan rongga dalam dinding sel yang biasa disebut ruang sel. Bagian ini
merupakan bagian sel yang kehilangan protoplasma, sehingga serat kapas disebut
sel mati. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Pada empelur ubi kayu,
Sel penyusun empulur berbentuk segi enam dan memiliki ruang antar sel yang
besar. Sel tersebut bersifat mati karena hanya berupa ruang kosong. Sel empulur
tersebut berasal dari jaringan parenkim yang sudah mati. Pada beberapa
tumbuhan, sel empulur dapat berfungsi sebagai penyimpan air (teratai) dan
penyimpan cadangan makanan (sagu). Hasil pengamatan ini sesuai dengan
literatur. Pada daun hydrilla, hydrilla
adalah tumbuhan spermatophyta yang hidup di air, sehingga ia memiliki bentuk
adaptasi yang berbeda dengan spermatophyta darat. Dinding selnya tebal untuk
mencegah osmosis air yang dapat menyebabkan lisisnya sel. Sel hydrilla berbentuk
segi empat beraturan yang tersusun seperti batu bata. Memiliki kloroplas dan
klorofil yang terdapat di dalamnya. Hasil pengamatan ini sesuai dengan
literatur. Pada umbi kentang, yang di amati adalah amilum, bukan selnya. Umbi
kentang yang ditusuk-tusuk, menyebakan sel lisis, sehingga amilum keluar dan
dapat diamati di bawah mikroskop. Amilum terdiri atas bagian lamella (garis
pertumbuhan) yang pertumbuhannya berakhir pada suatu titik pertumbuhan yang
disebut dengan hillum/hillus. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Pada
bawang merah, sel bawang merah terlihat seperti papan-papan atau segi empat
tidak beraturan yang disusun seperti batu bata. Memiliki sebuah inti sel yang
terletak di tengah sel. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Pada daun
jarak, Sel-sel penyusun tangkai daun jarak berbentuk segi enam (heksagonal),
kadang ditemukan sel berbentuk segi lima. Di dalamnya terdapat Kristal ca
oksalat yang berbentuk bintang, yang menunjukkan bahwa sel tersebut adalah sel
hidup. Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur. Hasil pengamatan ini tidak
sesuai dengan literatur. Mungkin dikarenakan pada saat kami mengamati, kurang
terliti dalam mengamati preparat dan juga air yang diteteskan terlalu banyak.
Pada batang bayam duri, terdapat jaringan pengakut. Dan juga batang bayam duri
mempunyai bercak-bercak, bercak-bercak tersebut adalah amilum yang terdapat di
batang bayam duri. Hasil pengamatan sesuai dengan literatur.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan
ini adalah:
1. Sel hidup adalah sel
yang masih menunjukkan aktivitas kehidupan yang ditunjukkan dengan adanya
bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang
berupa bahan ergastik. Sedangkan sel mati hanya berpa ruang kosong yang
dibatasi oleh dinding sel.
2. Sel hidup antara lain
pada tangkai tanaman jarak, umbi bawang merah, daun hydrilla, dan kentang
sedangkan sel mati terdapat pada serat kapuk, kapas, dan empulur ubi kayu.
3. Benda-benda ergastik
pada sel antara lain amilum pada kentang yang berfungsi sebagai cadangan
makanan, dan Kristal ca-oksalat.
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah sebaiknya
dalam
melakukan percobaan, di perlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan, serta
ada baiknya alat dan bahan yang akan digunakan lebih dilengkapi, sehingga
menunjang proses kerja pada saat melakukan praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Baharsya, 2006, Biologi dasar, Erlangga : Jakarta.
Subandi. 2008, Sel-sel pada organisme multiseluler, ITB : Bandung.
Salisbury
dan Ross, 2008, Biologi sains,
New Delhi : Mall of India Private Ilmited.
LEMBAR ASISETENSI
Nama : Aulia Rakhman
NIM : N 201 12 018
Kelompok : 1
Asisten : Firmansyah
No.
|
Hari/tanggal
|
Koreksi
|
Paraf
|
THANKS KAK...
BalasHapus