Minggu, 03 November 2013

LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI “HUBUNGAN ANTARA PRODUSEN DAN KONSUMEN”

LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI
“HUBUNGAN ANTARA PRODUSEN DAN KONSUMEN”












Di susun oleh :

Nama              : Aulia Rakhman
NIM                :  N 201 12 018
Asisten            :  Nova Damayanti
Kelompok       : 1




PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Di alam lingkungan dipengaruhi banyak sekali faktor, sehingga kerap kali sangat sulit untuk menentukan perubahan mana yang mempengaruhi suatu pengamatan dan perubahan mana yang tidak. Untuk mengurangi jumlah keadaan yang memperngaruhi suatu percobaan, salah satu cara ialah dengan menempatkan organisme yang akan diamati itu dalam suatu bejana/tabung yang tertutup seperti pada percobaan ini
Satu elemen penting di biosfer adalah karbon. Karbon adalah tulang belulang dari komponen organik dan tersusun mendekati dari 40% sampai 50% dari berat keadaan alam sekitar. Ada lebih komponen yang terbuat dari karbon dari pada kombinasi elemennya. Banyak dari karbon di bumi ditransfer dalam bentuk bahan bakar fosil, batu bara, tanah yang dipakai sebagai bahan bakar, minyak, dan gas alam.
Siklus karbon melibatkan seluruh lingkungan yang ada di alam semesta, meliputi atmosfer, biosfer, hidrosfer dan geosfer. Karena itu, siklus karbon disebut sebagai siklus biogeokimia. Pada setiap lingkungan dan antara lingkungan terjadi pertukaran karbon. Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui). Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikan ini adalah untuk mendapatkan data atau hasil yang akan menambah pengertian kita tentang hubungan antara produsen dengan konsumen, terutama peran organisme dalam siklus karbon






1.2  Tujuan
Adapun tujuan sehingga dilaksanakan percobaan ini adalah
a.       Untuk mendapatkan data atau hasil yang akan menambah pengertian kita tentang hubungan antara produsen dengan konsumen, terutama peran organisme dalam siklus karbon

1.3  Manfaat
Adapun manfaat dilaksanakan percobaan yaitu agar kita mendapatkan data atau hasil yang akan menambah pengetahuan kita tentang hubungan antara produsen dan konsumen





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan siklus karbon dan mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjaga kestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk menentukan faktor apa yang mempengaruhi hubungan tersebut karena terdapat banyak faktor yang mempengaruinya. Dalam siklus karbon, atom karbon terus mengalir dari produsen ke konsumen dalam bentuk molekul CO2 dan karbohidrat, sedangkan energy foton matahari digunakan sebagai pemasok energi yang utama. produsen memerlukan CO2 yang dihasilkan konsumen untuk melakukan fotosintesis. Dari kegiatan fotosintesis tersebut, produsen dapat menyediakan karbohidrat dan oksigen yang diperlukan oleh konsumen untuk melangsungkan kehidupannya (Anshory, 1984).
Siklus karbon sendiri memiliki arti yang luas. Dalam siklus karbon cadangan di atmosfer adalah sangat kecil jumlahnya jika dobandingklan dengan jumlah karbon yang ada didalam laut, minyak bumi dan cadangan-cadangan lain di dalam kerak bumi. Kehilangan karbon dalam aktifitas pertanian (misalnya karena penambahan karbon ke atmosfer lebih banyak dari pada yang disebabkan karena yang diikat oleh tanaman-tanaman tidak dapat menggantikan karbon yang dilepaskan dari tanah, terutama yang diakibatkan karena seringnya pengolahan tanah. Penebangan hutan dapat melepaskan karbon yang tersimpan dalam kayu, terutama apabila kayu tersebut segera terbakar, dan kemudian diikuti oleh oksidasi humus jika lahan tersebut digunakan untuk pengembangan daerah p[ertanian dan perkotaan (Hadioetomo, 1993).
Agar dapat lebih memahami tentang siklus karbon di dalam ekosistem, akan dimulai dari karbon dioksida (CO2) yang ada di udara atau larut di dalam air. CO2 dibentuk menjadi senyawa tertentu melalui proses fotosintesis. Senyawa ini bergabung dengan berbagai cara membentuk materi organism. Selama proses fotosintesis berjalan, energi dijalinkan ke dalam senyawa organic. Senyawa organik yang dihasilkan oleh produsen dapat diteruskan kepada konsumen. Waktu produsen atau konsumen menggunakan energi dari senyawa-senyawa organic, CO2 dapat dilepas kembali baik ke udara maupun ke dalam air, bergantung pada lingkungan hidup organism. Tetapi selama masih ada energi yang dapat dipergunakan, senyawa-senyawa organic akan tetap ada. Baik produsen maupun konsumen dapat membuang sisa materi yang mengandung karbon. Kalau organisme mati tubuh mereka akan tinggal sebagai tumpukan suatu senyawa-senyawa karbon. Organisme saprovor (pembusuk) menyempurnakan proses pelepasan karbon (dalam bentuk CO2) dari sisa kotoran dan jasad-jasad yang mati. Sebagian besar dari saprovor yang menjadi konsumen terakhir, adalah mikroorganisme, kecuali jamur yang jelas dapat dilihat dengan mata bugil. Kadang-kadang proses pembusukkan yang dilakukan oleh sapravor berjalan sangat lambat, sehingga selama masa berjuta-juta tahun sejumlah besar senyawa karbon dapat menumpuk dalam bentuk gambut, batubara dan minyak bumi. Beberapa organism mengalihkan arus karbon melalui batu karang yang selanjutnya tertimbun sebagai batuan. Dengan demikian, lintasan arus utama siklus karbon adalah dari atmosfer atau hidrosfer ke dalam jasad hidup, kemudian kembali lagi ke atmosfer atau hidrosfer (Amir, 1981).
Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon pada hutan yang sedang mengalami perumbuhan yang cepat. Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasitermohalin yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke dalam laut atau interir laut. Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan yang mengandung karbon. Beberapa organisme juga membentuk cangkang karonat dan bagian- bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke bawah.  Melalui pernapasan (respirasi) oleh tumbuhan yang di dalamnya. Hal ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga di dalamnya penguraian glukosa menjadi karbondioksida dan air. Melalui pembusukan bintang dan tumbuhan, fungi atau jamur,dan bakteri mengurai senyawa karbondioksida jika tersedia oksigen atau menjadi metana jika tidak ada oksigen (Pelczar, 2010).
     Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan siklus karbon dan mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjaga kestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk menentukan faktor apa yang mempengaruhi hubungan tersebut karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Dalam siklus karbon, atom karbon terus mengalir dari produsen ke konsumen dalam bentuk molekul CO2 dan karbohidrat, sedangkan energi foton matahari digunakan sebagai pemasok energi yang utama. Produsen memerlukan CO2 yang dihasilkan konsumen untuk melakukan fotosintesis. Dari kegiatan fotosintesis tersebut, produsen dapat menyediakan karbohidrat dan oksigen yang diperlukan oleh konsumen dalam kehidupan langsung (Bekantan, 2009).
     Laut mempunyai peranan penting dalam siklus karbon ini. Banyaknya jumlah karbon di laut adalah 50 menit, lebih besar daripada atmosfer dan perpindahannya karbon dan atmosfer ke lauta melalui proses fiksi. Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar bentuknya ion karbonat. Untuk sementara 48% dari karbon yang dilepaskan atmosfer oleh pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan diserap untuk digunakan dalam proses fotosintesis oleh alga (Daniswara, 2009).
















BAB III
METODELOGI
3.1  Waktu dan tempat
Adapun waktu pelaksanaan praktek yaitu :
Hari/Tanggal        : Sabtu, 24 november 2012,
Waktu                 : 13.00 WITA – selesai
Tempat                 : Laboratorium Biodiversity jurusan Biologi FMIPA UNTAD.
3.2  Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
A.    Alat
1.      Tabung reaksi dan raknya
2.      Lampu sebagai sumber cahaya
B.     Bahan
1.      Hidrilla (Hydrilla verticillata Hoyle)
2.      Siput air tawar
3.      Larutan biru bromtimol (BTB)
4.      Air kolam
5.      Paraffin cair
3.3  Prosedur Kerja
 Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah :
1.      Menyiapkan rangkaian pecobaan terdiri dari empat tabung reaksi (A,B,C,D)
2.      Mengisi tiap tabung dengan air kolam sampai permukaan air kira-kira 20 mm di bawah mulut tabung
3.      menambahkan 3-5 tetes larutan BTB kedalam tiap tiap tabung. Kemudian memasukkan ke dalam tabung A seekor siput air tawar, tabung B siput + hidrilla, C=hidrilla saja, D=tanpa hidrilla dan siput (nol)
4.      Menutup tabung tersebut dengan rapat, dan tidak ada oksigen masuk kedalamnya
5.      Menempatkan sebuah rangkaian percobaan ke dalam cahaya buatan/lampu dan yang lainnya di tempat yang gelap/tidak ada cahaya.
6.      Setelah 48 jam, mengamati apa yang terjadi dan menjawab pertanyaan yang ada di modul.





























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.   Hasil Pengamatan
A.    Ruangan Gelap
Tabung
Keterangan
A
Air kolam + 5 tetes larutan BTB + seekor siput air tawar.
Hasil percobaan siput mati, larutan BTB tidak ada, warna berubah
B








Air kolam + 5 tetes larutan BTB + seekor siput air tawar + hydrilla.
Hasil percobaan siput mati, hydrilla layu, larutan BTB tidak ada dan berubah warna.
C





Air kolam + 5 tetes larutan BTB + Hydrilla.
Hasil percobaan hydrilla layu, larutan BTB tidak ada dan warna berubah.
D
Air kolam + 5 tetes larutan BTB.
Hasil percobaan larutan BTB ada dan warna tetap.
B.     Ruangan Terang
Tabung
Keterangan
A



Air kolam + 5 tetes larutan BTB + seekor siput air tawar.
Hasil percobaan Hasil percobaan siput mati.
B





Air kolam + 5 tetes larutan BTB + seekor siput air tawar + hydrilla.
Hasil percobaan siput mati, Hydrilla tetap segar.
C





Air kolam + 5 tetes larutan BTB + hydrilla.
Hasil percobaan hydrilla tetap segar.
D

 





Air kolam + larutan BTB.
Hasil percobaan larutan BTB ada dan warna tetap

4.2.   Pembahasan
Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan siklus karbon dan mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjaga kestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk menentukan faktor apa yang mempengaruhi hubungan tersebut karena terdapat banyak faktor yang mempengaruinya. Dari kegiatan fotosintesis, produsen dapat menyediakan karbohidrat dan oksigen yang diperlukan oleh konsumen untuk melangsungkan kehidupannya.
Pada percobaan yang telah dilakukan, untuk dapat memahami hubungan antara produsen dengan konsumen digunakan dua perlakuan, ada yang ditempat gelap, dan ditempat terang. Masing-masing perlakuan tersebut menggunakan 4 tabung yang isinya berbeda-beda. Tabung A diisi dengan air kolam ditambah larutan BTB ditambah siput. Pada tabung B diisi dengan air kolam ditambah larutan BTB ditambah siput ditambah Hydrilla. Pada tabung ketiga diisi dengan air kolam ditambah larutan BTB ditambah hydrilla. Dan pada tabung D diisi dengan air kolam ditambah dengan larutan BTB.
Pada percobaan ini BTB berfungsi sebagai indikator untuk dapat mengetahui apakah terdapat CO2 didalam tabung reaksi karena larutan bromtimol biru sangat sensitif dengan CO2, kesensitifan ini dapat dilihat dengan adanya reaksi perubahan warna. Setelah menempatkan masing-masing golongan tabung ketempat yang telah dilakukan dengan perlakuan yang berbeda, tabung-tabung tersebut didiamkan selama 48 jam agar dapat melihat reaksi yang terjadi.
Setelah 48 jam diperoleh hasil pengamatan, Pada perlakuan ditempat  gelap, pada tabung A yang diisi dengan air kolam + BTB + siput,  warna indikator bening, siput mati, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi proses fotosintesis sehingga siput tidak dapat mengambil O2 yang terjadi hanyalah proses respirasi yang dihasilkan oleh siput tersebut. Pada tabung B diisi dengan  air kolam + BTB + siput + hydrilla warna indikator bening, siput mati, hydrilla layu, hal ini menunjukkan hydrilla berubut O2 dengan siput, hydrilla juga tidak dapat berfotosintesis dengan tidak adanya cahaya. Pada tabung C diisi dengan air kolam + BTB + hydrilla warna indikator bening, hydrilla layu, hal ini menunjukkan bahwa respirasi terjadi sedikit tetapi fotosintesis tidak terjadi. Pada tabung D diisi dengan air kolam + BTB tabung keempat ini hanya digunakan sebagai kontrol. Pada tabung D, warna indikator tidak berubah karena tidak terjadi peristiwa respirasi yang menghasilkan CO2 yang sangat sensitif terhadap bromtimol biru dengan perubahan warna. Kemudian pada tabung A, B, C warna indikator berubah menjadi bening karena terjadi peristiwa respirasi. Peristiwa respirasi menghasilkan CO2 yang sangat sensitif terhadap bromtimol biru, kesensitifan ini dapat dilihat dengan adanya perubahan warna pada bromtimol biru.
Perlakuan ditempat terang, pada tabung A yang diisi dengan air kolam + BTB + siput warna indikator bening, siput mati, terjadi perubahan warna yang kuat, hal ini membuktikan bahwa CO2 lebih banyak. Siput mati karena proses fotosintesis yang terjadi sangat minim, hal ini disebabkan karena tabung diletakkan didalam ruangan, kurang terkena cahaya matahari. Pada tabung B  dengan isi air kolam + BTB + siput + hydrilla warna indikator bening, siput mati, hydrilla berwarna hijau segar, hal ini menunjukkan bahwa respirasi lebih kuat. Pada tabung C dengan isi air kolam + BTB + hydrilla warna indikator biru bening, hydrilla tetap hijau segar, hal ini menunjukkan O2 berebut karena jumlah cahaya yang terbatas.. Pada tabung D diisi dengan air kolam + BTB, tabung D ini hanya digunakan sebagai kontrol. Pada tabung D, warna indikator tidak berubah karena tidak terjadi peristiwa respirasi yang menghasilkan CO2 yang sangat sensitif terhadap bromtimol biru dengan perubahan warna.
Dari hasil yang telah kita peroleh bahwa organisme-organisme yang mati terlebih dahulu terdapat pada tabung yang diberi perlakuan ditempat gelap, hal ini karena tidak terjadi fotosintesis ditempat gelap karena tidak tersedianya cahaya pada tempat gelap. Organisme-organisme tersebut membutuhkan zat O2, CO2, dan karbohidrat. Peristiwa yang ditunjukkan dengan perubahan warna pada bromtimol biru adalah peristiwa respirasi, karena peristiwa respirasi menghasilkan CO2 yang sangat sensitif terhadap bromtimol biru, kesensitifan ini dapat dilihat dengan adanya perubahan warna pada bromtimol biru. Apabila terjadi respirasi yang cukup banyak, tabung tersebut tampak berembun. Pada tabung D di ruangan gelap dan tabung D di ruangan terang bromtimol biru tidak mengalami perubahan warna, karena tabung-tabung tersebut hanya berisi dengan air kolam dan bromtimol biru, tidak terdapat organisme didalamnya, tabung-tabung ini hanya berfungsi sebagai kontrol atau sebagai pembanding untuk dapat mengetahui apakah percobaan yang telah dilakuakan berhasil atau tidak. Hasil yang diperoleh adalah semua organisme yang ditempatkan ditempat gelap akan mati semua karena tidak tersedianya cahaya untuk produsen melakukan proses fotosintesis, tanpa adanya O2 yang dihasilkan pada proses fotosintesis, konsumen tidak dapat hidup dan melakukan proses respirasi.

































BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1.      Produsen berperan sebagai penyedia oksigen dan karbohidrat bagi konsumen
2.      Konsumen berperan sebagai penyedia CO2 untuk produsen untuk digunakan produsen dalam melakukan proses fotosintetis.
3.      Hubungan produsen dan konsumen saling bergantung satu sama lain, jika salah satu tidak dapat melakukan proses dengan baik maka proses lainnya tidak akan bisa berjalan.
4.      Dalam melakukan proses fotosintesis mutlak diperlukan bantuan cahaya matahari.
5.      Sinar matahari, CO2, O2, dan karbohidrat sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan antara hubungan produsen dan konsumen.
5.2  Saran
Sebaiknya pada praktikum ini para praktikan dapat lebih memperhatikan dan memahami prosedur kerja yang ditunjukkan oleh para asisten.





















DAFTAR PUSTAKA
Amir, A, 1981, Biologi umum, Gramedia, Jakarta.
Anshory, I, 1984, Biologi umum, Genesa Exact, Bandung.
Bekantan, 2009, Sains Dasar, Ganesa Exact, Bandung.
Daniswara, K, 2009, Biologi umum, Gramedia, Jakarta.
Hadioetomo, ratna Sari, 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, PT. Gramedia: Jakarta.
Kamajaya,1996, Sains Biologi, Ganeca Exact, Bandung.
Pelczar, Michael.1980, Microbiologi, Tokyo.
Sowasono, Haddy, 1987, Biologi Pertanian, Rajawali Press, Jakarta.
































PERTANYAAN
Soal
1.      Di dalam tabung manakah organisme mati terlebih dahulu ?
2.      Zat apakah dari udara yang mungkin diperlukan oleh organisme tadi? Apakah yang menyebabkan kematian?
3.      Apakah tabung indicator BTB mengalami perubahan warna pada tabung D? Kalau berubah kenapa demikian?
4.      Apa yang terjadi bila semua tabung percobaan ditempatkan pada ruang yang gelap?

Jawab
1.      Di dalam tabung A ruangan gelap dan ruangan terang
2.      Oksigen. Yang menyebabkan kematian yaitu oksigen yang tidak masuk atau kurang.
3.      Tidak terjadi perubahan, karena tabung D sebagai pembanding atau contro dengan tabung yang lainnya
4.      Semua siput/organisme dalam tabung akan mati, kecuali pada tabung ke 3 yang berisi Hydrilla. Tanaman ini masih terlihat segar walau dalam ruang gelap.


















LEMBAR ASISETENSI

Nama               : Aulia Rakhman
NIM                : N 201 12 018
Kelompok       : 1
Asisten            : Nova Damayanti



No.
Hari/tanggal
Koreksi
Paraf
































Tidak ada komentar:

Posting Komentar